Day 1 – 18 Juli 2022
Nick Shackleton-Jones, Keynote Speaker, membawakan dengan apik materi From Education to Learning pada hari pertama Lumina Reconnect. Beliau menjelaskan bahwa education dan learning adalah dua hal yang berbeda. Education merupakan sesuatu yang lebih formal dan cukup monoton, sedangkan learning adalah hal yang membuat manusia merasa tertarik sehingga membuat kita mencarinya dengan senang hati.
Sesi yang dibawakan oleh Nick membahas tentang bagaimana learning dapat menjadi metode pembelajaran yang lebih efektif, sebab dilakukan secara terbuka dan menerapkan cara-cara yang menyenangkan. Dengan begini pengetahuan dapat terserap dan bermakna.
***
Selanjutnya, Lisa Zaythik. Beliau merupakan Chief People Officer di AppsFlyer. Dalam kesempatan menjadi speaker, Ia membedah studi kasus berjudul AppsFlyer – A Personal Leadership Journey.
Lisa membagikan pengalaman pribadi mengenai perjalanannya memimpin menggunakan proses Lumina Coaching bersama Marisa Sarfatti, Global Executive dari Leadership & Team Coach Speak Easy, mereka merupakan rekanan dalam memperkenalkan Lumina kepada Tim Kepemimpinan AppsFlyer dan organisasi secara lebih luas.
***
Tidak sampai di situ. Sesi berikutnya adalah pengenalan produk terbaru Lumina Learning:
1. Lumina Spark Explainer
2. Lumina Learning Qualification Badges
3. Lumina Sparks Coach Plus+
4. Exploring Your Value
5. Lumina Select Card Sort
6. Sparking Up Your Feedback
Produk-produk terbaru dan tentunya menarik ini akan sangat berguna bagi practitioners Lumina dalam membantu mengembangkan dan menselebrasikan keunikan manusia satu-persatu.
Day 2 – 19 Juli 2022
Hari kedua dibuka dengan studi kasus oleh Sharon Bartlett yang berperan sebagai Organisational Development & Culture Partner di Kepolisian South Yorkshire. Dengan judul, Ordinary People Doing Extraordinary Things – Developing Police Leadership.
Selama 20 tahun berkarir Sharon membawa kepercayaan bahwa dalam membangun tempat kerja penting untuk semua orang merasa dihargai dan terinspirasi agar mencapai potensinya yang penuh.
Dalam kasus ini beliau menekankan, bahwa ketika dalam pekerjaan sehari-hari ketika harus dihadapkan dengan kemungkinan hidup atau mati, akan menjadi sulit bagi organisasi memprioritaskan pengembangan kepemimpinan.
Agar benar-benar mampu memberikan dukungan pada keberagaman dalam organisasi, Sharon merasa perlu untuk tidak memperlakukan hal ini sebagai suatu inisiatif yang berdiri sendiri, melainkan memastikan pengembangan kepemimpinan dapat berjalan tepat di jantung dan DNA organisasi.
***
Selanjutnya, sesi Awards Round Table Discussion yang mengijinkan peserta Lumina Reconnect 2022 melihat fenomena yang terjadi di berbagai negara. Lebih dari itu, peserta diajak untuk mendengarkan langsung bagaimana para nominee menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan produk-produk Lumina Learning.
Berikut adalah ke-6 nominees dengan kasus-kasus dan penyelesaian mereka yang luar biasa:
1. Arab Center for Entrepreneurship, Innovation and Leadership (ACEIL)
2. Cell and Gene Therapy Catapult
3. World Food Programme Kenya
4. Dudley Building Society
5. The Children’s Society
6. Global Management Academy
***
Menutup hari kedua Lumina Reconnect 2022, diadakan workshop yang dilakukan secara paralel.
Workshop pertama berjudul Nurturing Resilience Through Managing Our Overextensions. Workshop ini sangat menarik, kita diajarkan bagaimana cara untuk mengatasi diri saat dalam keadaan di bawah tekanan. Peserta diajak untuk mengenali diri sendiri terlebih dahulu, mencintai diri, dan melakukan apa yang baik untuk diri mereka masing-masing seperti self care.
***
Nicola Jones, CEO dari Athena Professional membawakan workshop kedua berjudul Creating Human Connections Using Digital Resources. Dalam workshop ini peserta dibawa untuk mengeksplor desain program blended learning dalam menekankan pengalaman dari learning, yaitu pendekatan yang lebih humanistik dan dampak nyata dari hal itu pada kapabilitas kerja.
***
Workshop terakhir adalah Sparking Up Your Toys and Games untuk mengenalkan ‘mainan’ dan permainan baru dari Lumina Learning.
Ketiga workshop ini dilakukan secara interaktif lho! Keren kan?
Day 3
Hari ketiga Lumina Reconnect 2022 mengusung tema Diversity & Inclusivity.
Sesi dimulai dengan Diversity & Inclusion Panel Discussion yang sangat mengesankan. Salah satu pembicara, Thao, membagikan pengalaman salah seorang kenalannya yang harus sampai mengubah nama karena perbedaan. Dalam rangka meningkatkan kepercayaan dirinya dan menerima diri, orang tersebut mulai berani menggunakan nama aslinya. Tanpa disangka hal itu justru membuatnya menjadi lebih powerful.
***
Selanjutnya, studi kasus dari BAE Systems – Future Talent Programme dibawakan oleh Julia Colins, selaku Head of Talent Development, dan Robbie Lyons, Future Talent Programme Lead. Julia dan Robbie menceritakan bagaimana cara BAE Systems mendesain alur dari High Potential Tool mereka dengan bekerjasama dengan Lumina dan Inspire. Hal ini bertujuan untuk mencapai objektivitas yang lebih besar dana mengidentifikasi pemimpin di masa depan.
Mereka memetakan kualitas-kualitas dari Lumina Emotion dan Spark bersandingan dengan Company Behaviours organisasi untuk menciptakan profil Personal Potential “Pathway”, yang mana hal tersebut dapat dengan kuat diingat dan dicerna oleh para user/partisipan, line managers dan kalangan non-practitioners.
Mereka berhasil melaksanakan pilot dari alat tersebut kepada kelompok-kelompok multi divers.
***
Hari ketiga, kembali ditutup dengan sesi workshop yang dilakukan secara paralel.
Workshop pertama yang berjudul Valuing Diversity & Competencies oleh NG Bailey – Jennifer Wood & Becky West. Dipaparkan sebuah studi kasus tentang mengkolaborasikan dua tim yang bekerja di bidang berbeda.
Dalam workshop ini dilakukan sebuah roleplay. Roleplay tersebut menceritakan tentang 2 orang dengan dominasi warna energi Lumina yang berbeda, yaitu energi Biru dan energi Kuning. Orang dengan dominasi warna energi kuning menawarkan job opportunity kepada orang dengan dominasi warna energi biru. Namun pendekatan yang dilakukannya kurang tepat.
Lalu, para peserta dipersilahkan untuk memberikan saran pendekatan apa yang seharusnya digunakan. Hal tersebut membuat workshop menjadi semakin interaktif karena melibatkan audiencesecara langsung.
***
Jane Armytage memperkenalkan sebuah alat digital yang dapat membantu practitioners agar lebih mudah memfasilitasi klien dalam memilih kompetensi-kompetensi yang cocok untuk peran yang spesifik.
Secara visual klien dibawa untuk mengalami sendiri proses memilih kompetensi hingga mendapatkan framework kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan assessment pada kandidat di suatu peran tertentu.
Alat digital ini adalah add-on yang bisa digunakan untuk aplikasi Lumina Select, yang digunakan untuk rekrutmen dan assessment, bahkan lebih jauh lagi Lumina Select bisa dipakai untuk proses pengembangan diri pegawai dalam perusahaan.
***
Workshop selanjutnya dari Mark van Enckevort yang berjudul Creating Inclusive Workplaces – Trait Based Learning. Beliau menyadari perbedaan yang dirinya miliki dan akhirnya memahami bahwa dengan tidak menjadi diri sendiri membuatnya tidak benar-benar menjalani kehidupan dan memiliki karir yang sesuai dengan kepribadian juga kebutuhannya.
Mark telah mengerahkan banyak usaha untuk mendorong Keberagaman dan Inklusivitas dalam organisasinya selama bertahun-tahun dengan menjadi Strategic Advisor pada Chair of B/Proud & Chair of Dutch Government Pride di Kementerian Keuangan Belanda.
Hingga akhirnya baru-baru ini, Mark menemukan bagaimana jalur yang berbeda dari karirnya memberikan pandangan yang segar. Beliau menekankan, bahwa jika kita melihat keberagaman yang tak sudah-sudah dari trait kepribadian yang orang-orang punya, maka siapa yang masih peduli pada minoritas dan mayoritas? Sebab setiap manusia unik dan berhak untuk didengarkan dan diperhatikan.
Day 4
Masih bertemakan Diversity, Lucy Brewster selaku Head of Training – Lantern, membuka sesi dengan studi kasus Empowering Somali Women dari Lantern Training. Beliau menceritakan bahwa World Food Programme yang dimulai dari tahun 2018, telah menggunakan Lumina sebagai pondasinya.
Lantern Training telah menuntun tim-tim kepemimpinan di Afrika Timur, memperkuat rasa hormat di tempat kerja di Kenya, mendukung staf yang bekerja kemah pengungsian pada perbatasan Sudan dan membantu membangun kohesi di antara tim manajemen senior World Food Programme Somalia.
***
Sesi berikutnya adalah studi kasus dari Heineken UK yang sangat menarik. Dalam video yang mereka tampilkan, Heineken UK menemukan orang-orang yang memiliki pikiran berbeda bahkan cenderung bertolak belakang antara satu sama lain, meski begitu pada akhirnya mereka dapat saling memahami.
Studi kasus ini membuat kita melihat bahwa perbedaan bukanlah semata-mata sumber konflik saja, lebih dari itu perbedaan merupakan sesuatu yang membawa diskusi berkelanjutan agar setiap individu mampu memahami sudut pandang orang lain.
***
Hari terakhir Lumina Reconnect 2022 ditutup dengan sesi Solution Room. Sesi ini mengharuskan peserta masuk ke dalam breakout room, kemudian diberikan tugas untuk menemukan sesuatu yang menantang untuk akhirnya memberikan solusi kepada rekan yang berada di breakout roomtersebut.
Sesi ini begitu interaktif, penuh wawasan, dan menyenangkan karena kita bisa mendengarkan cerita, berbagi pengalaman, juga menerima masukan dari orang-orang baru dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.
***
Bersama artikel ini Lumina Learning Indonesia dengan senang hati merangkum hal-hal mengesankan yang tercipta dalam sesi-sesi Lumina Reconnect 2022.
Sampai bertemu di Lumina Reconnect selanjutnya, ya!