Apakah kamu sering mendengar stereotip-stereotip tentang perbedaan generasi dalam dunia kerjamu? Stereotip terhadap generasi memang sudah tidak asing lagi untuk kita dengar. Dalam dinamika organisasi modern yang semakin beragam, perbedaan generasi sering disorot sebagai pemicu konflik dalam tim. Namun, Lumina Learning percaya bahwa tantangan dalam tim tidak selalu berasal dari generation gap. Nyatanya, ada yang jauh lebih dalam dibandingkan perbedaan generasi atau usia dan artikel ini akan mengupas hal tersebut.
Stereotip atau Kenyataan?
Stereotip generasi memang sering dipakai untuk menjelaskan perilaku seseorang. Namun, hasil studi global Lumina menunjukkan bahwa banyak perbedaan yang diasumsikan antar generasi sebenarnya berasal dari kepribadian dan nilai individu yang unik, bukan usia semata.
Menurut riset Lumina Learning Global, ketika responden diminta menyebutkan stereotip umum tentang tiap generasi, hasilnya menunjukkan bahwa:
- Gen Z sering diasosiasikan dengan tidak fokus, malas, dan tidak tahan tekanan
- Millennials dicap terlalu sensitif, kurang sabar, dan tidak loyal
- Gen X dianggap kaku, sinis, dan tidak fleksibel
- Baby Boomers dinilai terlalu otoritatif dan susah berubah
Namun ketika responden diminta mendeskripsikan diri mereka sendiri, terungkap kesenjangan yang besar antara label dan realitas. Banyak individu dari Gen Z justru menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang “berkomitmen”, “fleksibel”, dan “berorientasi pada pertumbuhan”. Sementara, Baby Boomers menggambarkan diri mereka sebagai “empatik” dan “terbuka belajar.” Data ini menunjukkan bahwa persepsi kita terhadap generasi lain sering kali bias dan tidak mencerminkan siapa mereka sebenarnya.
Misalnya, Gen Z sering dianggap sulit menentukan arah (Unfocused), padahal yang terjadi mungkin mereka hanya sedang mengalami keadaan di bawah tekanan yang berlebihan (overextended) dari sifat Adaptable, sebuah kualitas yang dalam kondisi efektif justru membuat mereka mudah menyesuaikan diri.
Daripada terus memperkuat label “Kerja bareng Baby Boomers kaku…” atau “makanya susah kerja sama Gen Z…”, Lumina Learning mengajak untuk mengganti perspektif dengan berhenti menyederhanakan manusia melalui stereotip generasi dan mulai melihat mereka sebagai individu dengan kepribadian unik.
Tentang Dialog Lumina: “Perjalanan #JembatanGenerasi: Lebih dari Sekadar Perbedaan Usia”
Untuk memperkaya dan memperdalam pemahaman tentang kenyataan yang terjadi dalam hal menanggapi perbedaan generasi, Lumina Learning Indonesia mengadakan sesi diskusi reflektif berjudul “Dialog Lumina: Perjalanan #JembatanGenerasi – Lebih dari Sekadar Perbedaan Usia”. Ini merupakan edisi pertama dari seri “Dialog Lumina”, sebuah ruang percakapan reflektif seputar dinamika manusia dengan pendekatan berbasis kepribadian. Pada sesi pertama ini, Lumina Learning Indonesia mengundang dua orang panelis, yaitu Ibu Haning Trisnani (L&D Consultant) dan Ibu Novasyurahati Sukamto (Fasilitator), serta dipandu oleh Lumina Learning Partner di Indonesia, Ibu Ayleen Wisudha.
Diskusi ini mengajak peserta untuk meninjau ulang asumsi generasi yang selama ini dipercayai. Menggunakan pendekatan kepribadian dari Lumina Spark, para panelis menunjukkan bahwa individu dari generasi yang sama pun bisa memiliki perilaku dan gaya komunikasi yang berbeda, tergantung pada kepribadian, nilai, dan preferensi personalnya.
Contohnya, sesama dari generasi Millennials, kedua panelis pada dialog ini memilih perilaku atau kualitas yang nyaman mereka gunakan, namun ternyata cukup bertolak belakang, yakni Ibu Haning memilih kualitas yang Takes Charge, sementara Ibu Nova memilih kualitas yang Accommodating. Hal ini memperlihatkan bahwa dua orang pada satu generasi yang sama pun dapat memiliki perilaku atau kualitas yang berseberangan.
Stereotip Bisa Membatasi Pertumbuhan
Salah satu poin reflektif yang muncul pada diskusi panelis tersebut adalah bahwa stereotip generasi bisa menimbulkan bias dan justru menjadi penghalang pertumbuhan. Ketika individu terjebak dalam label seperti “anak muda harus kreatif” atau “orang tua pasti kaku,” mereka bisa menahan potensi terbaiknya, merasa tidak cocok, atau bahkan berhenti berkembang karena merasa tidak sesuai dengan ekspektasi kelompoknya.
Padahal, perbedaan nilai dan gaya kerja bukan sekadar soal generasi, melainkan refleksi dari kepribadian yang unik. Inilah mengapa self-awareness menjadi langkah awal menjembatani perbedaan dalam tim. Tanpa mengenal diri sendiri, akan sulit bagi seseorang untuk memahami orang lain secara utuh.
Diskusi juga menyoroti bahwa perbedaan kualitas dalam diri seseorang atau antarsesama tim (paradox) justru bisa menjadi kekuatan kolaboratif. Misalnya, seseorang yang sangat Structured dapat saling melengkapi dengan rekan yang Flexible, selama keduanya saling memahami peran dan kontribusi masing-masing.
Pendekatan Lumina Learning menekankan bahwa kepribadian seseorang merupakan hal yang sangat dinamis. Setiap orang memiliki kepribadian yang bisa berubah-ubah tergantung situasi dan kondisi yang mereka sedang alami. Tidak lagi menjadikan generasi sebagai tonggak utama dalam menjalin hubungan, namun memahami untuk bekerja sama dengan lebih baik dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Pada akhirnya, yang seharusnya kita fokuskan bukan lagi hanya pada perbedaan generasi yang ada, namun juga belajar untuk saling memahami, menyelaraskan, dan menjalin hubungan yang baik untuk mencapai hasil bersama. Dengan kata lain, jangan lagi hanya menggunakan generasi sebagai acuan utama untuk menilai seseorang, namun mulai belajar untuk saling merangkul tanpa terpaku pada perbedaan.
Perjalanan Menjadi #JembatanGenerasi
Mari terus membangun jembatan di antara perbedaan generasi yang ada, bukan jarak, celah, ataupun kesenjangan. Karena ketika kita berhenti menilai dan mulai mengenal serta mulai menghargai perbedaan, kita tidak hanya menjembatani generasi, tetapi juga membuka jalan menuju kolaborasi yang lebih manusiawi.
Terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan #JembatanGenerasi.
Referensi:
Lumina Learning. Are Boomers, Gen X, Millennials, and Gen Z really that different?. Top Tip Guide Age Differences.
https://luminalearning.com/toptipguide_organisational-challenges-age-differences/
https://luminalearning.com/spark-explainer/